Juli adalah bulan terpanas sepanjang sejarah-–dan suhunya melebihi 1,5 derajat. Namun satu bulan ini berarti kita gagal memenuhi tujuan Perjanjian Paris.
Academic rigor, journalistic flair
Articles on Aksi iklim
Displaying 21 - 39 of 39 articles
Media perlu menambah variasi pemberitaan patisipasi anak muda dan menampilkan profil anak muda kelas menengah ke bawah dari akar rumput, masyarakat adat, dan terutama perempuan muda.
Laporan kami akan terus memberi kabar terbaru seputar tren aspek-aspek yang vital bagi iklim Bumi
Our annual reports will update the world on the climate’s vital signs.
Sejarah mencatat perempuan melakukan advokasi, aksi langsung, bahkan pemulihan ekosistem dalam perjuangan mereka melindungi lingkungan dari kerusakan.
Studi menunjukkan bahwa pendidikan lingkungan yang berkualitas dapat meningkatkan kesadaran iklim, bukan hanya terhadap anak-anak, tapi juga orang tua dan keluarganya.
Konten yang terlalu sedih malah membuat pembaca mundur, terdiam, dan tidak membagikan ataupun meng-klik beritanya.
Pakar mengulas teori-teori Karl Marx untuk membuktikan bahwa komunisme bisa menjadi solusi mengatasi perubahan iklim.
Survei menemukan hanya 29% responden Indonesia yang menyatakan memiliki pengetahuan ‘banyak’ ataupun ‘moderat’ tentang perubahan iklim.
Indonesia akan tetap menghasilkan emisi gas rumah kaca sekitar 1.710-1.805 megaton setara CO2 (MTCO2e) per tahun pada 2030.
Apa itu COP? dan seberapa penting acara ini bagi kelangsungan bumi? Kami merangkum penjelasan istilah-istilah rumit yang kerap berseliweran di media kala hajatan tahunan ini berlangsung.
“Apa yang lebih berharga, seni atau kehidupan? Apakah kalian lebih mengkhawatirkan soal pelestarian karya seni dibandingkan planet dan orang-orang?” ujar dua aktivis itu.
NGO lingkungan dapat menggunakan media sosial untuk mendorong aktivisme bagi anak muda dengan cara membuat konten spesifik untuk anak muda, membentuk komunitas, dan mengajak kepada aksi langsung.
Seruan bagi negara-negara untuk meningkatkan target iklimnya semakin bergema seiring terbitnya laporan Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) keenam pada tahun lalu.
Warga dapat menuntut keadilan iklim dari pemerintah melalui hakim-hakim di pengadilan.
Kata adalah senjata. Karena itulah istilah penting seperti “krisis” dan “malapetaka” semestinya tidak menjadi perangkat retoris yang menyingkirkan makna sebenarnya tentang aksi iklim.
Melalui taktik-taktik yang frontal beserta mobilisasi digital, Fridays for Future dan Extinction Rebellion memberi “darah” baru bagi aktivisme lingkungan dan mempercepat aksi iklim secara global.
Greenwashing menghambat upaya penanganan dampak lingkungan yang sebenarnya. Konsumen juga bisa terjerat muslihat karena membeli barang yang tak sesuai dengan faktanya.
Pada episode kali ini, kami ngobrol dengan Rini Astuti, peneliti iklim di Australian National University tentang bagaimana generasi muda akan merasakan dampak terparah krisis iklim pada tahun 2050.
Permasalahan global membutuhkan solusi global. Namun upaya yang Anda lakukan secara pribadi bisa membawa perubahan.
Top contributors
-
Associate professor, Universitas Padjadjaran
-
Lecturer, Universitas Padjadjaran
-
Lecturer in Communication Science, Universitas Padjadjaran
-
Professor of International Relations, The University of Queensland
-
Assistant Professor of International Relations, Universitas Katolik Parahyangan
-
Dosen Program Studi Ilmu Lingkungan, Universitas Indonesia
-
Dosen Fakultas Hukum, Universitas Indonesia
-
Research Fellow, Australian National University
-
Assistant Professor of International Relations, Johns Hopkins University
-
Doctoral Researcher in International Relations, University of Sussex
-
Researcher, Johns Hopkins University
-
-
Researcher in Ecological Economics, Lund University
-
Senior Analyst, Climateworks Centre
-
Researcher, World Resources Institute
